Korelasi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan Kegagalan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Kejadian Hipotermi Pada Nenatus

Authors

  • Siti Isnaeni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YLPP
  • Maesaroh Maesaroh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YLPP

Abstract

Hipotermi pada neonatus di Indonesia berkisar 17,9%, sedangkan kejadian pada neonatus dengan berat lahir rendah (BBLR) mencapai 68,6%. Gejala hipotermi terjadi ketika suhu tubuh berada di bawah 36°C atau ketika kedua kaki dan tangan terasa dingin. Jika seluruh tubuh bayi terasa dingin, maka bayi mengalami hipotermia sedang dengan suhu antara 32 hingga 36°C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Korelasi antara berat bayi lahir rendah (BBLR) dan kegagalan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan kejadian hipotermi pada nenatus. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi saat bayi baru lahir memiliki berat di bawah 2500 gram, tanpa memandang masa kehamilan. Induksi Menyusu Dini (IMD) atau permulaan menyusu dini adalah proses bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kasus kontrol (case control). Dalam penelitian ini, digunakan analisis tabel contingency, yang juga dikenal sebagai Uji Chi Kuadrat untuk kebebasan, sebagai analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukan hasil hubungan signifikan berat bayi lahir rendah (BBLR) dengan kejadian hipotermi pada bayi baru lahir dengan nilai p 0,006. Hubungan signifikan kegagalan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan kejadian hipotermi pada bayi baru lahir dengan nilai p 0,009.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2023-07-18

How to Cite

Isnaeni, S., & Maesaroh, M. (2023). Korelasi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan Kegagalan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Kejadian Hipotermi Pada Nenatus. Bidan Prada, 14(1), 15–22. Retrieved from https://jurnal.stikesylpp.ac.id/index.php/JBP/article/view/597